Sabtu, 30 Juli 2016

Penemuan Terbimbing

Penemuan Terbimbing
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif II


Dosen Pengampu Mata Kuliah : Lestariningsih, S.Pd, M.Pd
Oleh
NOVITASARI      (1431060)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
SIDOARJO
2016
PENEMUAN TERBIMBING
·         Pengertian
Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund ”discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001:20).
Model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang dimana siswa berpikir sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan.
·         Sejarah
Metode penemuan yang dipandu oleh guru ini pertama dikenalkan oleh Plato dalam suatu dialog antara Socrates dan seorang anak, maka sering disebut juga dengan metoda Socratic (Cooney, Davis:1975, 136). Metode ini melibatkan suatu dialog/interaksi antara siswa dan guru di mana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. Salah satu buku yang pertama menggunakan teknik penemuan terbimbing adalah tentang aritmetika oleh Warren Colburn yang pelajaran pertamanya berjudul: Intellectual Arithmetic upon the Inductive Method of Instruction, diterbitkan pada tahun 1821, yang isinya menekankan penggunaan suatu urutan pertanyaan dalam mengembangkan konsep dan prinsip matematika. Ini menirukan metode Socratic di mana Socrates dengan pertolongan pertanyaan yang dia tanyakan dimungkinkan siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.
·         Karakteristik
No
Kriteria
Karakteristik Penemuan Terbimbing
1.
Tujuan pembelajaran
Di simpulkan oleh guru dan tertulis dalam lembar kerja
2.
Desain materi
Disusun dalam SAP dan dilengkapi dengan lembaran kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan serta beberapa bimbingan yang di butuhkan
3.
Media pembelajaran
Model digunakan untuk menemukan konsep/prinsip oleh siswa
4.
Jalan pembelajaran
Tergantung kepada kemampuan guru dalam memberika bimbingan dan petunjuk belajar agar siswa aktif untuk menemukan konsep/prinsip
5.
Suasana kelas
Kurang tenang kurang teratur
6.
Peranan siswa
Siswa aktif dalam proses penemuan
7.
Peranan guru
Memberikan bimbingan (koreksi, mendiagnosa dan memberikan saran yang sesuai) dalam menemukan konsep dan prinsip
8.
Perbedaan individu siswa
Diperhatikan
9.
Penguasaan
hasil belajar
Siswa menguasai materi pelajaran bersifat produktif
10
Umpan balik
Dari teman dan guru
·           Ciri-ciri
Aleks (2003) mengemukakan bahwa ciri-ciri dalam belajar penemuan terbimbing  (guided discovery) adalah :
1.      Tujuan pembelajaran diberitahukan kepada siswa.
2.      Alat dan bahan tersedia dan ditentukan.
3.      Adanya gagasan dan prakarsa dasar
4.      Petunjuk hanya diberikan kalau siswa bertanya.
·         Langkah Pembelajaran
1.      Guru merumuskan masalah yang akan dipaparkan kepada siswa dengan data secukupnya, dan dengan perumusan yang jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.
2.      Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun dan menambah data baru, memproses, mengorganisir dan menganalisir dan menganalisis data tersebut. Guru membimbing siswa agar melangkah ke arah yang tepat, biasanya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaa.
3.      Siswa menyusun konjektur dari hasil analisis yang dilakukanya.
4.      Mengkaji kebenaran konjektur dengan alasan-alasan yang masuk akal. Verbalisasi konjektur beserta buktinya diserahkan kepada siswa untuk menyusunya.
5.      Jika siswa sudah dapat menemukan yang dicari, guru dapat memberikan soal  tambahan untuk memeriksa kebenaran penemuan itu serta tingkat pemahaman mereka.
·         Kelebihan
1.      Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
2.      Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inguiry (mencari-temukan).
3.      Mendukung kemampuan problem solving siswa.
4.      Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa antar guru, dengan demikian   siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
5.      Lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.
·         Kekurangan
1.      Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
2.      Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah dimengerti dengan model ceramah.
3.      Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar