Sabtu, 30 Juli 2016

CTL

Contextual Teaching and Learning (CTL)
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif II


Dosen Pengampu Mata Kuliah : Lestariningsih, S.Pd, M.Pd
 
Oleh
 
NOVITASARI      (1431060)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
SIDOARJO
2016
 
 
PENDEKATAN CTL
·         Pengertian
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning ) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara meteri yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hasil atau prestasi belajar peserta didik tidak hanya dilihat dari tampilan kuantitatif, melainkan dilihat dari sisi kualitas penguasaan dan aplikasinya dalam kehidupan yang nyata. Dengan skema konseptual yang seperti itu, hasil pembelajaran bukan sekedar wacana melangit, akan tetapi merupakan hal yang harus membumi dan lebih bermakna bagi siswi.
·         Sejarah
CTL adalah salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatan dari konsorsium tersebut adalah melatih dan memberi kesempatan kepada para guru dari enam propinsi di Indonesia untuk mempelajari pendekatan kontekstual di Amerika Serikat (Priyatni,2002:1).
·         Karakteristik
Ø  Menurut Johnson (dalam Nurhadi, 2002:14) terdapat delapan utama yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu :
1.      Melakukan hubungan yang bermakna.
2.      Mengerjakan pekerjaan yang berarti.
3.      Mengatur cara belajar sendiri.
4.      Bekerja sama.
5.      Berpikir kritis dan kreatif.
6.      Mengasuh atau memelihara pribadi siswa,.
7.      Mencapai standar yang tinggi
8.      Menggunakan penilaian sebenarnya.
Ø  Nurhadi (2003:20) menyebutkan dalam kontekstual mempunyai sebelas karakteristik antara lain yaitu :
1.      Kerja sama.
2.      Saling menunjang.
3.      Menyenangkan.
4.      Belajar dengan bergairah.
5.      Pembelajaran terintegrasi.
6.      Menggunakan berbagai sumber.
7.      Siswa aktif.
8.      Sharing dengan teman.
9.      Siswa aktif dan guru kreatif
10.  Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain
11.  Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain.
Ø  Priyatni (2002:2) menyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dengan CTL memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
2.      Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3.      Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa melalui proses mengalami (learning by doing).
4.      Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi (learning in a group).
5.      Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (learning to know each other deeply).
6.      Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, kreatif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to York together).
7.      Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan (learning as an enjoy activity).
·         Prinsip
1.      Prinsip saling bergantung (Intedependensi)
2.      Prinsip perbedaan (Diferensiasi)
3.      Prinsip pengaturan diri
4.      Prinsip penilaian autentik
·         Kelebihan
1.    Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi yang ada sehingga siswa dapat memahaminya sendiri.
2.    Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran CTL menuntut siswa menemukan sendiri bukan menghafalkan.
3.    Menumuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari.
4.    Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya kepada guru.
5.    Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada.
6.    Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran.
·         Kekurangan
1.      Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pebealajaran, tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena siswa tidak mengalami sendiri.
2.      Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompolnya.
     3.      Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerjasama dengan yang lainnya, karena siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihan siswa yang lain dalam kelompoknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar