Penemuan Terbimbing
Diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Inovatif II
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Lestariningsih, S.Pd, M.Pd
Oleh
NOVITASARI (1431060)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
SIDOARJO
2016
PENEMUAN
TERBIMBING
·
Pengertian
Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund
”discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna,
mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001:20).
Model
penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang dimana siswa berpikir
sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum yang diinginkan dengan
bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan.
·
Sejarah
Metode penemuan yang
dipandu oleh guru ini pertama dikenalkan oleh Plato dalam suatu dialog antara
Socrates dan seorang anak, maka sering disebut juga dengan metoda Socratic
(Cooney, Davis:1975, 136). Metode ini melibatkan suatu dialog/interaksi antara
siswa dan guru di mana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu
urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. Salah satu buku yang pertama
menggunakan teknik penemuan terbimbing adalah tentang aritmetika oleh Warren
Colburn yang pelajaran pertamanya berjudul: Intellectual Arithmetic upon
the Inductive Method of Instruction, diterbitkan pada tahun 1821, yang
isinya menekankan penggunaan suatu urutan pertanyaan dalam mengembangkan konsep
dan prinsip matematika. Ini menirukan metode Socratic di mana Socrates dengan
pertolongan pertanyaan yang dia tanyakan dimungkinkan siswa untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
·
Karakteristik
No
|
Kriteria
|
Karakteristik
Penemuan Terbimbing
|
1.
|
Tujuan
pembelajaran
|
Di simpulkan oleh
guru dan tertulis dalam lembar kerja
|
2.
|
Desain
materi
|
Disusun dalam SAP dan dilengkapi
dengan lembaran kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan serta beberapa
bimbingan yang di butuhkan
|
3.
|
Media
pembelajaran
|
Model digunakan untuk menemukan
konsep/prinsip oleh siswa
|
4.
|
Jalan
pembelajaran
|
Tergantung kepada kemampuan guru dalam
memberika bimbingan dan petunjuk belajar agar siswa aktif untuk menemukan
konsep/prinsip
|
5.
|
Suasana
kelas
|
Kurang tenang kurang
teratur
|
6.
|
Peranan
siswa
|
Siswa aktif dalam
proses penemuan
|
7.
|
Peranan
guru
|
Memberikan bimbingan (koreksi,
mendiagnosa dan memberikan saran yang sesuai) dalam menemukan konsep dan
prinsip
|
8.
|
Perbedaan
individu siswa
|
Diperhatikan
|
9.
|
Penguasaan
hasil
belajar
|
Siswa menguasai materi pelajaran
bersifat produktif
|
10
|
Umpan
balik
|
Dari teman dan guru
|
·
Ciri-ciri
Aleks
(2003) mengemukakan bahwa ciri-ciri dalam belajar penemuan terbimbing (guided discovery) adalah :
1. Tujuan
pembelajaran diberitahukan kepada siswa.
2. Alat
dan bahan tersedia dan ditentukan.
3. Adanya
gagasan dan prakarsa dasar
4. Petunjuk
hanya diberikan kalau siswa bertanya.
·
Langkah
Pembelajaran
1.
Guru merumuskan masalah yang akan
dipaparkan kepada siswa dengan data secukupnya, dan dengan perumusan yang jelas
sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.
2.
Dari data yang diberikan guru, siswa
menyusun dan menambah data baru, memproses, mengorganisir dan menganalisir dan
menganalisis data tersebut. Guru membimbing siswa agar melangkah ke arah yang
tepat, biasanya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaa.
3.
Siswa menyusun konjektur dari hasil
analisis yang dilakukanya.
4.
Mengkaji kebenaran konjektur dengan
alasan-alasan yang masuk akal. Verbalisasi konjektur beserta buktinya
diserahkan kepada siswa untuk menyusunya.
5.
Jika siswa sudah dapat menemukan yang
dicari, guru dapat memberikan soal tambahan untuk memeriksa
kebenaran penemuan itu serta tingkat pemahaman mereka.
·
Kelebihan
1. Siswa
dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
2. Menumbuhkan
sekaligus menanamkan sikap inguiry (mencari-temukan).
3. Mendukung
kemampuan problem solving siswa.
4. Memberikan
wahana interaksi antar siswa, maupun siswa antar guru, dengan
demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar.
5. Lama
membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.
·
Kekurangan
1. Untuk
materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
2. Tidak
semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa
siswa masih terbiasa dan mudah dimengerti dengan model ceramah.
3. Tidak
semua topik cocok disampaikan dengan model ini.