Pembelajaran Saintifik
Diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Inovatif II
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Lestariningsih, S.Pd, M.Pd
NOVITASARI (1431060)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
SIDOARJO
2016
A.
Definisi Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran
dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulakan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan
saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peseta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang
diharapkan tercipata diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu
dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru
diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan
semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Model ini menekankan
pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang
perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator
yang membimbing dan mengkoordinasikan
kegiatan
belajar. Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan
saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih
aktif dalam
mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong
siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari
suatu fenomena atau kejadian.
Dengan
demikian
peserta
didik diarahkan untuk
menemukan sendiri
berbagai
fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus
proses pembelajaran
diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan
pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan.
B.
Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik
1. Berpusat pada siswa.
2. Melibatkan keterampilan proses sains
dalam mengontruksi konsep, hukum atau prinsip.
3. Melibatkan proses-proses kognitif yang
potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan
berfikir tingkat tinggi siswa.
4. Dapat mengembangkan karakter siswa.
C.
Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Tujuan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan
tersebut. Bebrapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai
berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek,
khususnya kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana
siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam
mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter siswa.
D.
Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik
1. Pembelajaran berpusat pada siswa.
2. Pembelajaran membentuk students self
concept.
3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
5. Pembelajarn mendorong terjadinya
peningkatan kemampuan berfikir siswa.
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi
belajar siswa dan motivasi mengajar guru.
7. Memberiakan kesempatan kepada siswa
untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.
8. Adanya proses validasi terhadap konsep,
hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
E.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik
Kegiatan
pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Proses pembelajaran harus menyentuh
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya,
percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan
mencipta.
Untuk
mata pelajaran, materi atau situasi tertentu sangat mungkin pendekatan ilmiah
ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti
ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau
sifat-sifat non-ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut :
1. Mengamati
Kegiatan
mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu,
seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mangamati sangat bermanfaat bagi
pemenuh rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi.
Dalam
kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bevariasi kesempatan peserta
didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar)
hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun prinsip yang harus
diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi pembelajaran yaitu
cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk
kepentingan pembelajaran.
2. Menanya
Guru
harus mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Dalam kegiatan menanya, guru
membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa
yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca. Guru perlu membimbing peserta didik
untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek
yang konkrit sampai pada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,
atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai
kepada pertanyaan yang bersifat hipotesis. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi secara kritis, logis, dan sistematis (critical thinking skills).
Dari
situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih
memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana
peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mendiri. Dari kegitan kedua dihasilkan
sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya, dikembangkan rasa ingin tahu
peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya, rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang
lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang
ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
3. Mencoba
Aplikasi
metode mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar,
yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata
untuk ini adalah:
a) menentukan tema atau topik sesuai dengan
kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum;
b) mempelajari cara-cara penggunaan alat
dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;
c) mempelajari dasar teoritis yang relevan
dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya;
d) melakukan dan mengamati percobaan;
e) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis,
dan menyajikan data;
f) menarik
kesimpulan atas hasil percobaan; dan
g) membuat laporan dan mengomunikasikan
hasil percobaan.
Agar
pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka:
a) guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yang akan dilaksanakan murid;
b) guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan
yang dipergunakan;
c) perlu memperhitungkan tempat dan waktu;
d) guru menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan murid;
e) guru membicarakan masalah yang akan
dijadikan eksperimen;
f) membagi
kertas kerja kepada murid;
g) murid melaksanakan eksperimen dengan
bimbingan guru; dan
h) guru mengumpulkan hasil kerja murid dan
mengevaluasinya, jika dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
4. Menalar
Menalar
adalah salah satu istilah dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan
peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam benyak hal dan
situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses
berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Istilah
aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan
pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran
asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa
khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain.
Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan
berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu
dikenal sebagai asosiasi atau menalar.
5. Mengolah
Pada
tahapan mengoalah ini, peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar
secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru
lebih bersifat direktif atau manajer belajar. Sebaliknya, peserta didiklah yang
harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu
falsafah pribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama
jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru.
Dalam
situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara
semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan peserta didik
menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Peserta
didik secara bersama-sama, saling bekerja sama, saling membantu mengerjakan
hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
6. Menyimpulkan
Kegiatan
menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan
bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan
sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.
7. Menyajikan
Hasil
tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan
dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
untuk portofolio kelompok dan atau individu, yang sebelumnya dikonsultasikan
terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini kendati tugas dikerjakan secara
berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing
individu sehingga portofolio yang dimasukkan ke dalam file atau map peserta
didik terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu.
8. Mengomunikasikan
Pada
kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan
yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara
individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan
mengomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik
mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau
ada yang harus diperbaiki.
Kelebihan pendekatan
scientific yaitu :
- Siswa harus aktif dan kreatif : Tak seperti kurikulum sebelumya materi di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.
- Penilaian di dapat dari semua aspek : Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain.
Kekurangan pendekatan
scientific yaitu :
- Guru jarang menjelaskan : Guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika, fisika, dll tidak cukup hanya membaca saja.
G. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(RPP)
Satuan
Pendidikan : SMP N 2 GREGED
Kelas/Semester :
VII/1
Mata Pelajaran :
Matematika-Wajib
Topik
: Himpunan
Waktu : 1 × 25 menit
A. Kompetensi
Inti SMP KELAS VII:
1.1
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.2
Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
1.3
Memahami,menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
1.4
Mengolah, menalar,
menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi
Dasar (KD)
2.1
Menunjukkan sikap
logis, kritis, analitik, konsisten
dan teliti, bertanggung jawab, responsif
dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Mengetahui
pengertian himpunan, penyajian dan pengelompokkan himpunan.
C.
Tujuan
Pembelajaran
Siswa dapat mengetahui pengertian
himpunan, bentuk penyajian dan pengelompokkan himpunan.
D.
Materi
Pembelajaran
Himpunan (Terlampir)
E.
Model/Metode
Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran
adalah pendekatan saintifik (scientific).
Dan metode pembelajaran yang digunakan adalah menggunakan
kelompok diskusi yang berbasis masalah (problem
based learning)
F.
Langkah-langkah
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, kemudian memeriksa kehadiran
siswa sebagai cerminan sikap disiplin.
Apersepsi :
Guru
bertanya dan mengecek pemahaman siswa tentang materi himpunan.
|
2 menit
|
Motivasi :
Guru memberikan motivasi berdasarkan materi yang akan
disampaikan. Guru mengarahkan bahwa dalam belajar kita harus teguh pada
pendirian dan bersungguh-sungguh karena dalam jenis pelajaran apapun pasti
akan memberikan manfaat yang baik dalam kehidupan peserta didik.
|
||
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan acuan tentang bahan yang akan dipelajari, cara belajar, dan cara
melakukan penilaian dalam proses pembelajaran.
|
||
Kegiatan Inti
|
Mengamati
1.
Siswa melakukan pengamatan atas
permasalahan yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi himpunan
khususnya mengenai pengertian, penyajian, dan pengelompokkan himpunan .
Menanya
Guru memberikan
pertanyaan dasar seputar pengetahuan siswa mengenai himpunan. Dari
jawaban-jawaban siswa yang beragam kemudian guru menyimpulkan jawaban
tersebut menjadi dasar dalam penentuan definisi himpunan.
Berdasarkan
alternatif penyelesaian masalah diatas siswa dapat menyimpulkan definisi himpunan sebagai berikut :
Himpunan adalah sekumpulan objek atau benda yang memiliki
karakteristik yang sama atau terdefinisi dengan jelas.
Selain itu, pertanyaan
dapat berasal dari siswa berkaitan dengan penyampaian yang diberikan oleh
guru.
Menalar
1. Siswa diminta menyebutkan contoh himpunan dan bukan himpunan
2. Siswa diminta membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 6
orang atau dengan jumlah yang disesuaikan dengan
kondisi siswa dalam kelas (Kelompok yang dibentuk sebanyak 5 kelompok).
Mengeksplorasi
1.
Guru memberikan soal yang berkaitan dengan
materi himpunan dalam bentuk lembar kerja
2.
Guru
mengamati siswa berdiskusi pada masing – masing kelompok dalam waktu singkat
3.
Siswa
mencoba menyelesaikan soal
yang diberikan guru
Mengkomunikasi
1.
Siswa
menyimpulkan hasil diskusi dalam kelompoknya
2.
Masing-masing kelompok menunjuk satu orang perwakilan anggota kelompok
mereka untuk menyelesaikan lembar kerja di papan tulis, sedangkan kelompok yang
lain menanggapi dengan santun.
|
20 menit
|
Penutup
|
1. Guru
menyimpulkan materi yang telah disampaikan
2. Guru memberikan pekerjaan rumah sebagai instrumen penilaian
pengetahuan individu siswa
3. Berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
4. Guru mengucapkan salam.
|
3 menit
|
G.
Media pembelajaran
1. Media
dan Alat :
Power point. LCD, NoteBook, Papan
Tulis, Spidol.
2.
Sumber : Buku KEMENDIKBUD 2013 (Buku Sekolah
Elektronik) Matematika SMP Kelas VII
H.
Penilaian
Hasil Belajar
1.
Teknik
Penilaian :
pengamatan, tes tertulis
2.
Prosedur
Penilaian :
No
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1.
|
Sikap
a. Terlibat
aktif dalam pembelajaran himpunan.
b. Bekerjasama
dalam kegiatan kelompok.
c. Toleran
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
|
Pengamatan
|
Selama pembelajaran dan saat diskusi
|
2.
|
Pengetahuan
1.
Siswa dapat
menjelaskan kembali pengertian
himpunan.
2.
Siswa dapat
menyajikan himpunan dengan mendaftarkan anggotanya.
3.
Siswa dapat
menyajikan himpunan dengan menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya
4.
Siswa dapat
menyajikan himpunan dengan menuliskan notasi pembentuk himpunan
|
Pengamatan dan tes
|
Penyelesaian
tugas individu dan kelompok
|
3.
|
Keterampilan
a. Terampil
menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang
berkaitan dengan himpunan.
|
Pengamatan
|
Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok)
dan saat diskusi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar