Selasa, 28 Juni 2016

PEMBELAJARAN SAINTIFIK

Pembelajaran Saintifik
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif II

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Lestariningsih, S.Pd, M.Pd
Oleh
NOVITASARI      (1431060)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
SIDOARJO
2016
A.      Definisi Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulakan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peseta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipata diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Model ini menekankan  pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator  yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian.
Dengan  demikian  peserta  didik  diarahkan  untuk  menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan  untuk  kehidupannya.  Fokus  proses  pembelajaran  diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan.
B.       Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.    Berpusat pada siswa.
2.    Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengontruksi konsep, hukum atau prinsip.
3.    Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi siswa.
4.    Dapat mengembangkan karakter siswa.
C.      Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Bebrapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai berikut :
1.    Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.
2.    Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
3.    Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4.    Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5.    Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
6.    Untuk mengembangkan karakter siswa.
D.      Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut :
1.      Pembelajaran berpusat pada siswa.
2.      Pembelajaran membentuk students self concept.
3.      Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4.      Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
5.      Pembelajarn mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berfikir siswa.
6.      Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.
7.      Memberiakan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.
8.      Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
E.       Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat non-ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut :
1.    Mengamati
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mangamati sangat bermanfaat bagi pemenuh rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bevariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi pembelajaran yaitu cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran.
2.    Menanya
Guru harus mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai pada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotesis. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi secara kritis, logis, dan sistematis (critical thinking skills).
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mendiri. Dari kegitan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya, dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya, rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
3.    Mencoba
Aplikasi metode mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
a)    menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum;
b)   mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;
c)    mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya;
d)   melakukan dan mengamati percobaan;
e)    mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;
f)              menarik kesimpulan atas hasil percobaan; dan
g)   membuat laporan dan mengomunikasikan hasil percobaan.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka:
a)    guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid;
b)   guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan;
c)    perlu memperhitungkan tempat dan waktu;
d)   guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid;
e)    guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen;
f)              membagi kertas kerja kepada murid;
g)   murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru; dan
h)   guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, jika dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
4.    Menalar
Menalar adalah salah satu istilah dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam benyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar.
5.    Mengolah
Pada tahapan mengoalah ini, peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar. Sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah pribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru.
Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Peserta didik secara bersama-sama, saling bekerja sama, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
6.    Menyimpulkan
Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.
7.    Menyajikan
Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu, yang sebelumnya dikonsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini kendati tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu sehingga portofolio yang dimasukkan ke dalam file atau map peserta didik terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu.
8.    Mengomunikasikan
Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. 
  
       F.  Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Scientific
Kelebihan pendekatan scientific yaitu :
  •        Siswa harus aktif dan kreatif   : Tak seperti kurikulum sebelumya materi di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi  siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.
  •             Penilaian di dapat dari semua aspek : Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain.
Kekurangan pendekatan scientific yaitu :
  •       Guru jarang menjelaskan  : Guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika, fisika, dll tidak cukup hanya membaca saja. 
       G. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
             
          
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan  : SMP N 2 GREGED
Kelas/Semester       : VII/1
Mata Pelajaran        : Matematika-Wajib
Topik                       : Himpunan 
Waktu                     : 1 × 25 menit
A.      Kompetensi Inti  SMP KELAS VII:
1.1         Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.2         Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
1.3         Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang  ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
1.4         Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.       Kompetensi Dasar (KD)
2.1         Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif  dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Mengetahui pengertian himpunan, penyajian dan pengelompokkan himpunan.
         
C.      Tujuan Pembelajaran 
Siswa dapat mengetahui pengertian himpunan, bentuk penyajian dan pengelompokkan himpunan.
D.      Materi Pembelajaran
Himpunan (Terlampir)
E.       Model/Metode Pembelajaran 
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Dan metode pembelajaran yang digunakan adalah menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah (problem based  learning)
  
F.     Langkah-langkah
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, kemudian memeriksa kehadiran siswa sebagai cerminan sikap disiplin.
Apersepsi :
Guru bertanya dan mengecek pemahaman siswa tentang materi himpunan.
2 menit
Motivasi :
Guru memberikan motivasi berdasarkan materi yang akan disampaikan. Guru mengarahkan bahwa dalam belajar kita harus teguh pada pendirian dan bersungguh-sungguh karena dalam jenis pelajaran apapun pasti akan memberikan manfaat yang baik dalam kehidupan peserta didik.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan acuan tentang bahan yang akan dipelajari, cara belajar, dan cara melakukan penilaian dalam proses pembelajaran.
Kegiatan Inti
Mengamati
1.      Siswa melakukan pengamatan atas permasalahan yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi himpunan khususnya mengenai pengertian, penyajian, dan pengelompokkan himpunan .
Menanya
Guru memberikan pertanyaan dasar seputar pengetahuan siswa mengenai himpunan. Dari jawaban-jawaban siswa yang beragam kemudian guru menyimpulkan jawaban tersebut menjadi dasar dalam penentuan definisi himpunan.
 Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah diatas siswa dapat menyimpulkan definisi himpunan sebagai berikut :
Himpunan adalah sekumpulan objek atau benda yang memiliki karakteristik yang sama atau terdefinisi dengan jelas.
Selain itu, pertanyaan dapat berasal dari siswa berkaitan dengan penyampaian yang diberikan oleh guru.
Menalar
1.    Siswa diminta menyebutkan contoh himpunan dan bukan himpunan
2.    Siswa diminta membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 6 orang atau dengan jumlah yang disesuaikan dengan kondisi siswa dalam kelas (Kelompok yang dibentuk sebanyak 5 kelompok).
Mengeksplorasi
1.      Guru memberikan soal yang berkaitan dengan materi himpunan dalam bentuk lembar kerja
2.      Guru mengamati siswa berdiskusi pada masing – masing kelompok dalam waktu singkat
3.      Siswa mencoba menyelesaikan soal yang diberikan guru
Mengkomunikasi
1.      Siswa menyimpulkan hasil diskusi dalam kelompoknya
2.      Masing-masing kelompok menunjuk satu orang perwakilan anggota kelompok mereka untuk menyelesaikan lembar kerja di papan tulis, sedangkan kelompok yang lain menanggapi dengan santun.
20 menit
Penutup
1.      Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan
2.      Guru memberikan pekerjaan rumah sebagai instrumen penilaian pengetahuan individu siswa
3.      Berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
4.      Guru mengucapkan salam.
3  menit
G.    Media pembelajaran
1.      Media dan Alat           : Power point. LCD, NoteBook, Papan Tulis, Spidol.
2.      Sumber  :  Buku KEMENDIKBUD 2013 (Buku Sekolah Elektronik) Matematika SMP Kelas VII


H.  Penilaian Hasil Belajar
1.       Teknik Penilaian    : pengamatan, tes tertulis
2.       Prosedur Penilaian :
No
Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
1.
Sikap
a.       Terlibat aktif dalam pembelajaran himpunan.
b.      Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
c.       Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Pengamatan
Selama pembelajaran dan saat diskusi
2.
Pengetahuan
1.      Siswa dapat menjelaskan kembali pengertian himpunan.
2.      Siswa dapat menyajikan himpunan dengan mendaftarkan anggotanya.
3.      Siswa dapat menyajikan himpunan dengan menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya
4.      Siswa dapat menyajikan himpunan dengan menuliskan notasi pembentuk himpunan
Pengamatan dan tes
Penyelesaian tugas individu dan kelompok
3.
Keterampilan
a.       Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan himpunan.
Pengamatan
Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar