PENDEKATAN
OPEN-ENDED
Diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Inovatif II
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Lestariningsih, S.Pd, M.Pd
Oleh
NOVITASARI (1431060)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
SIDOARJO
2016
A.
Pengertian
Pendekatan Open Ended
Pendekatan open-ended adalah strategi
pembelajaran yang menciptakan minat
dan merangsang
aktivitas kreatif matematika di kelas melalui kerja kolaboratif siswa.
Pelajaran menggunakan open-ended problem solving menekankan proses pemecahan
masalah kegiatan daripada berfokus pada hasil (Shimada
dan Becker, 1997 dan Foong, 2000).
Pendekatan open-ended prinsipnya
sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran
yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Bedanya
Problem yang disajikan memiliki jawaban benar lebih dari satu. Problem yang
memiliki jawaban benar lebih dari satu disebut problem tak lengkap atau problem open-ended atau
problem terbuka. Contoh penerapan problem open-ended dalam
kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara,
atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan
bukan berorientasi pada jawaban akhir.
B.
Penemu
Metode Pembelajaran Open Ended
Pendekatan berdasarkan masalah dalam
pembelajaran matematika sebenarnya bukan hal yang baru, tetapi Polya
sudah mengembangkan sejak tahun 40-an. Namun pendekatan ini mendapat perhatian
luas lagi mulai tahun 80-an sampai sekarang. Dengan dikembangkannya pendekatan
pemecahan masalah berbentuk terbuka (open-ended) di Jepang. Pendekatan
ini didasarkan atas penelitian Shimada,
adalah strategi pembelajaran yang menciptakan minat dan merangsang
aktivitas kreatif matematika di kelas melalui kerja kolaboratif siswa.
Pelajaran menggunakan open-ended problem solving menekankan proses pemecahan
masalah kegiatan daripada berfokus pada hasil (Shimada
dan Becker, 1997 dan Foong, 2000).
Pendekatan ini berkembang pesat sampai
di Amerika dan Eropa yang selanjutnya dikenal dengan istilah open-ended
probleng solving. Di Eropa, terutama di Negara-negara seperti Belanda
pendekatan pembelajaran ini mendapat perhatian luas seiring dengan terjadinya
tuntutan pergeseran paradigma dalam pendidikan matematika di sana. Di klaim
bahwa pembelajaran matematika merupakan “human activities”, baik mental
atau fisik berdasarkan “real life” dengan mengambil landasan Konstrutivisme
Radikal Modern (berdasarkan biologi Kognitivisme dan Neurophisiologi) oleh
Maturana dan varela (1984) bahwa
fenomena-fenomena alam itu tidak dapat di reduksi secara penuh menjadi
klusa-klausa deterministic, dengan struktur dan pola yang unik, tunggal dan
dapat di prediksi secara mudah.
C.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Open-Ended
Menurut Nohda (Yahya. 2000: 1 – 39),
menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended didasarkan pada
tiga prinsip :
1.
Berkaitan
dengan prinsip ekonomi kegiatan siswa. Ini menunjukkan bahwa kita harus menghargai
nilai kegiatan-kegiatan siswa.
2.
Berkaitan
dengan hakikat terpadu dan evolusioner dari pengetahuan dari pengetahuan
matematika, sifatnya teoritis dan sistematis.
3.
Berkaitan
dengan keputusan yang diambil guru di dalam kelas. Di dalam kelas seringkali
guru menemukan jawaban di luar dugaan. Ini berarti guru harus berperan aktif
dalam menampilkan ide siswa tersebut secara utuh, dan memberi kesempatan kepada
siswa lainnya untuk mematuhi ide-ide yang tak terduga itu.
D.
Keunggulan
dan Kelemahan Pendekatan Open Ended
1.
Keunggulan
Pendekatan Open-Ended
Pendekatan
Open-Ended ini menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki beberapa
keunggulan antara lain:
- Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
- Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.
- Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
- Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
- Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
2.
Kelemahan
Pendekatan Open-Ended
Disamping
keunggulan menurut Suherman, dkk (2003;133) terdapat pula kelemahan dari
pendekatan Open-Ended, diantaranya:
- Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.
- Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
- Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
- Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan
E.
Pendekatan
Open Ended dalam Pembelajaran Matematika
Pembelajaran dengan pendekatan Open-ended
mengharapkan siswa tidak hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada
proses pencarian suatu jawaban. Pendekatan open-ended menjanjikan suatu
kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang
diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada
lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara
maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa
terkomunikasi melalui proses belajar mengajar.
F.
Langkah
Guru dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Open–Ended
Langkah penting yang harus dikembangkan guru dalam
pembelajran melalui pendekatan open-ended adalah menyusun rencana pembelajaran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sebelum problem
tersebut disampaikan kepada siswa, yakni:
1.
Apakah masalah tersebut kaya dengan
konsep-konsep matematika dan bernilai?
Masalah (problem) harus mendorong siswa untuk berfikir dari
berbagai sudut pandang. Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep
matematika yang sesuai untuk siswa yang berkemampuan tinggi maupun rendah
dengan menggunakan berbagai strategi sesuai kemampuannya.
2.
Apakah level matematika dari masalah
(problem) itu cocok untuk siswa?
Pada saat siswa menyelesaikan problem open-ended, mereka
harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang mereka punyai. Jika guru
memprediksi bahwa persoalan itu diluar jangkauan siswa, maka problem itu harus
diubah/diganti dengan problem yang berada dalam wilayah pemikiran siswa.
3.
Apakah problem itu mengundang
pengembangan konsep matematika lebih lanjut?
Problem harus memiliki keterkaitan atau dihubungkan dengan
konsep-konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk
berfikir tingkat tinggi.
G.
Contoh
Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika
Dengan menggunakan berbagai cara, hitunglah jumlah sepuluh
bilangan ganjil pertama mulai dari satu !
Bilangan
ganjil {1,3,5,7,9,11,13,15,17,19}
Cara
1 :
(1+11)
+ (3+13) + (5+15) + (7+17) + (9+19)
=
12 + 16 + 20 + 24 + 28
=
100
Cara
2 :
1 + 11 = 12
3
+ 13 = 16
5
+ 15 = 20 12 + 16 + 20 +
24 + 28 = 100
7
+ 17 = 24
9
+ 19 = 28