Rabu, 27 April 2016

PENDEKATAN OPEN ENDED



PENDEKATAN OPEN-ENDED
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif II

 

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Lestariningsih, S.Pd, M.Pd

Oleh
NOVITASARI        (1431060)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
SIDOARJO
2016

A.    Pengertian Pendekatan Open Ended
Pendekatan open-ended adalah strategi pembelajaran yang menciptakan minat dan merangsang aktivitas kreatif matematika di kelas melalui kerja kolaboratif siswa. Pelajaran menggunakan open-ended problem solving menekankan proses pemecahan masalah kegiatan daripada berfokus pada hasil (Shimada dan Becker, 1997 dan Foong, 2000).
Pendekatan open-ended prinsipnya sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Bedanya Problem yang disajikan memiliki jawaban benar lebih dari satu. Problem yang memiliki jawaban benar lebih dari satu disebut problem tak lengkap atau problem open-ended atau problem terbuka. Contoh penerapan problem open-ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban akhir.
B.     Penemu Metode Pembelajaran Open Ended
Pendekatan berdasarkan masalah dalam pembelajaran matematika sebenarnya bukan hal yang baru, tetapi Polya sudah mengembangkan sejak tahun 40-an. Namun pendekatan ini mendapat perhatian luas lagi mulai tahun 80-an sampai sekarang. Dengan dikembangkannya pendekatan pemecahan masalah berbentuk terbuka (open-ended) di Jepang. Pendekatan ini didasarkan atas penelitian Shimada, adalah strategi pembelajaran yang menciptakan minat dan merangsang aktivitas kreatif matematika di kelas melalui kerja kolaboratif siswa. Pelajaran menggunakan open-ended problem solving menekankan proses pemecahan masalah kegiatan daripada berfokus pada hasil (Shimada dan Becker, 1997 dan Foong, 2000).
Pendekatan ini berkembang pesat sampai di Amerika dan Eropa yang selanjutnya dikenal dengan istilah open-ended probleng solving. Di Eropa, terutama di Negara-negara seperti Belanda pendekatan pembelajaran ini mendapat perhatian luas seiring dengan terjadinya tuntutan pergeseran paradigma dalam pendidikan matematika di sana. Di klaim bahwa pembelajaran matematika merupakan “human activities”, baik mental atau fisik berdasarkan “real life” dengan mengambil landasan Konstrutivisme Radikal Modern (berdasarkan biologi Kognitivisme dan Neurophisiologi) oleh Maturana dan varela (1984) bahwa fenomena-fenomena alam itu tidak dapat di reduksi secara penuh menjadi klusa-klausa deterministic, dengan struktur dan pola yang unik, tunggal dan dapat di prediksi secara mudah.

C.    Prinsip-Prinsip Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended
Menurut Nohda (Yahya. 2000: 1 – 39), menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended  didasarkan pada tiga prinsip :
1.      Berkaitan dengan prinsip ekonomi kegiatan siswa. Ini menunjukkan bahwa kita harus menghargai nilai kegiatan-kegiatan siswa.
2.      Berkaitan dengan hakikat terpadu dan evolusioner dari pengetahuan dari pengetahuan matematika, sifatnya teoritis dan sistematis.
3.      Berkaitan dengan keputusan yang diambil guru di dalam kelas. Di dalam kelas seringkali guru menemukan jawaban di luar dugaan. Ini berarti guru harus berperan aktif dalam menampilkan ide siswa tersebut secara utuh, dan memberi kesempatan kepada siswa lainnya untuk mematuhi ide-ide yang tak terduga itu.

D.    Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open Ended
1.      Keunggulan Pendekatan Open-Ended
Pendekatan Open-Ended ini menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki beberapa keunggulan antara lain:
  1. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
  2. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.
  3. Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
  4. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
  5. Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.

2.      Kelemahan Pendekatan Open-Ended
Disamping keunggulan menurut Suherman, dkk (2003;133) terdapat pula kelemahan dari pendekatan Open-Ended, diantaranya:
  1. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan  mudah.
  2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
  3. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
  4. Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan

E.     Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika
Pembelajaran dengan pendekatan Open-ended mengharapkan siswa tidak hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian suatu jawaban. Pendekatan open-ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi melalui proses belajar mengajar.

F.     Langkah Guru dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Open–Ended
Langkah penting yang harus dikembangkan guru dalam pembelajran melalui pendekatan open-ended adalah menyusun rencana pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sebelum problem tersebut disampaikan kepada siswa, yakni:

1.      Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan bernilai?
Masalah (problem) harus mendorong siswa untuk berfikir dari berbagai sudut pandang. Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang sesuai untuk siswa yang berkemampuan tinggi maupun rendah dengan menggunakan berbagai strategi sesuai kemampuannya.

2.      Apakah level matematika dari masalah (problem) itu cocok untuk siswa?
Pada saat siswa menyelesaikan problem open-ended, mereka harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang mereka punyai. Jika guru memprediksi bahwa persoalan itu diluar jangkauan siswa, maka problem itu harus diubah/diganti dengan problem yang berada dalam wilayah pemikiran siswa.

3.      Apakah problem itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut?
Problem harus memiliki keterkaitan atau dihubungkan dengan konsep-konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berfikir tingkat tinggi.


G.    Contoh Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika
Dengan menggunakan berbagai cara, hitunglah jumlah sepuluh bilangan ganjil pertama mulai dari satu !
Bilangan ganjil {1,3,5,7,9,11,13,15,17,19}

Cara 1 :
(1+11) + (3+13) + (5+15) + (7+17) + (9+19)
= 12 + 16 + 20 + 24 + 28
= 100

Cara 2 :
1 + 11 = 12
3 + 13 = 16
5 + 15 = 20                  12 + 16 + 20 + 24 + 28 = 100
7 + 17 = 24
9 + 19 = 28